Uji Gula dan Protein dalam Urine

Uji Gula dan Protein dalam Urine

Kelompok 1:

    • Abel Putra Hernadi           (VIIIE/01)
    • Fibriana Ratna D.A.          (VIIIE/09)
    • Franciscus Pancarjati C.W (VIIIE/10)
    • Laurencia Deninta C.         (VIIIE/12)

Tujuan.

  1. Untuk menentukan kadar pH dalam urine
  2. Untuk mengetauhi kandungan glukosa dalam urine
  3. Untuk mengetauhi kandungan protein dalam urine

Landasan Teori :

Urine atau air seni atau air kencing merupakan cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal kemudian dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Eksreksi urine diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal dan untuk menjaga homeostasis cairan tubuh. Urine disaring di dalam ginjal, dibawa melalui ureter menuju kandung kemih, akhirnya dibuang keluar tubuh melalui uretra. Urine normal biasanya berwarna kuning, berbau khas jika didiamkan berbau ammoniak, pH berkisar 4,8 – 7,5 dan biasanya 6 atau 7. Berat jenis urine 1,002 – 1,035. Volume normal perhari 900 – 1400 ml.

KANDUNGAN DALAM URINE

  1. Air sebanyak 95 %
  2. Urea, asam ureat dan ammonia
  3. Zat warna empedu (Bilirubin dan Biliverdin)
  4. Garam mineral, terutama NaCl (Natrium Chlorida)
  5. Zat-zat bersifat racun seperti sisa obat dan hormon.

GLUKOSA

Glukosa (GLC) adalah monosakarida (atau gula sederhana) dengan rumus kimia C6H12O6. Ini adalah gula utama yang bebas beredar dalam darah hewan tingkat tinggi, dan bahan bakar yang disukai oleh otak dan sistem saraf, serta sel-sel darah merah (eritrosit).

Sebagai substrat yang universal (molekul yang di atasnya enzim bertindak) untuk produksi energi sel, glukosa sangat berperan sentral dalam metabolisme semua bentuk kehidupan. Ini adalah salah satu produk utama fotosintesis, proses dimana fotoautotrof seperti tanaman dan alga mengkonversi energi dari cahaya matahari menjadi energi potensial kimia yang digunakan oleh sel.

Glukosa juga merupakan titik awal utama untuk respirasi sel, di mana ikatan kimia dari molekul yang kaya energi seperti glukosa diubah menjadi energi yang dapat digunakan untuk proses kehidupan.

Glukosa sangat penting bagi tubuh manusia dan untuk otak, penting untuk mempertahankan kadar glukosa darah agak konstan. Bagi mereka dengan diabetes mellitus, penyakit dimana kadar glukosa dalam darah terlalu tinggi, tanggung jawab pribadi (yaitu manajemen diri) adalah kunci untuk pengobatan. Untuk diabetes biasanya ada program pengobatan yang kompleks yang melibatkan diet khusus, olahraga, obat-obatan, manajemen stres, dan elemen lainnya (UW Medicine 2006).

Semua karbohidrat adalah makanan utama yang mengandung glukosa, baik sebagai hanya satu blok bangunan mereka, atau dalam kombinasi dengan monosakarida lain, seperti dalam sukrosa (“gula meja”) dan laktosa, gula utama yang ditemukan dalam susu. Bentuk alami glukosa (D-glukosa) juga disebut sebagai dekstrosa, terutama pada industri makanan.

Energi dari glukosa diperoleh dari reaksi oksidasi

C6H12O6 + 6O2 –> 6CO2 + 6H2O

di mana satu mol glukosa (sekitar 180 gram) bereaksi dengan enam mol O2 dengan menghasilkan energi ΔG = 2870 kJ. Keenam mol oksigen pada STP akan menempati 6 x 22.4L = 134 liter. Menghasilkan energi dari glukosa sering dinyatakan sebagai hasil per liter oksigen, yang akan menjadi 5,1 kkal per liter atau 21,4 kJ per liter. Energi yang dihasilkan ini dapat diukur dengan benar-benar membakar glukosa dan mengukur energi yang dibebaskan dalam kalorimeter.

PROTEIN

Protein adalah sumber asam amino yang mengandung unsur C,H,O dan N . Protein sangat penting sebagai sumber asam amino yang digunakan untuk memnbangun struktur tubuh. Selain itu protein juga bisa digunakan sebagai sumber energi bila terjadi defisiensi energi dari karbohidrat dan/atau lemak. Sifat-sifat protein beraneka ragam, dituangkan dalam berbagai sifatnya saat bereaksi dengan air, beberapa reagen dengan pemanasan serta beberapa perlakuan lainnya.

Urin terdiri dari air dengan bahan terlarut berupa sisa metabolisme (seperti urea), garam terlarut, dan materi organik. Cairan dan materi pembentuk urin berasal dari darah atau cairan interstisial. Komposisi urin berubah sepanjang proses reabsorpsi. Biasanya, hanya sebagian kecil protein plasma disaring di glomerulus yang diserap oleh tubulus ginjal dan diekskresikan ke dalam urin. Normal ekskresi protein biasanya tidak melebihi 150 mg/24 jam atau 10 mg/dl urin. Lebih dari 10 mg/dl didefinisikan sebagai proteinuria. Adanya protein dalam urine disebut proteinuria.

Beberapa keadaan yang dapat menyebabkan proteinuria adalah : penyakit ginjal (glomerulonefritis, nefropati karena diabetes, pielonefritis, nefrosis lipoid), demam, hipertensi, multiple myeloma, keracunan kehamilan (pre-eklampsia, eklampsia), infeksi saluran kemih (urinary tract infection). Proteinuria juga dapat dijumpai pada orang sehat setelah kerja jasmani, urine yang pekat atau stress karena emosi.

Alat dan Bahan

Alat :

  1. Tabung reaksi
  2. Lampu bunsen
  3. Penjepit tabung reaksi
  4. Pipet
  5. Kertas lakmus

Bahan :

  1. Urine
  2. Larutan benedict
  3. Larutan biuret
  4. Gula
  5. Air

Langkah Kerja

  1. Menentukan pH dalam urine
  2. Memasukan 20 tetes urine pada tabung reaksi
  3. Uji pH urine dengan menggunakan kertas indikator universl, kemudian cocokkan warnanya dengan standar pH
  1. Uji kandungan protein dalam urine
  2. Mengisi tabung reaksi dengan urine sebanyak 40 tetes
  3. Tambahkan 5 tetes larutan biuret ke dalam tabung reaksi yang di isi dengan urine dan biarkan bercampur kira-kira 5 menit
  4. Amati perubahan yang terjadi pada tabung tersebut
  1. Uji kandungan glukosa pada urine
  2. Masukan 40 tetes urine ke dalam tabung reaksi
  3. Meneteskan larutan benedict ke dalam tabung reaksi sebanyak 5 tetes
  4. Menjapit tabung reaksi dengan penjepit. Panaskan ujung tabung reaksidengan api bunsen, janagn sampai mendidih. Pemanasan yang berlebihan menyebabkan perubahan warna yang tidak cocok. Kurang lebih panasi 3-5 menit.
  5. Mengamati perubahan warna yang terjadi. Apabila mengandung gula, bahan ini menunjukkan endapan berwarna merah bata.

Data Pengamatan :

Sample   urin Uji Glukosa Uji Protein Ada / tidak endapan Warna sebelum, sesudah

(Gula)

Warna sebelum,

Sesudah

(Protein)

Abel        V            V tidak Kuning keputihan, Tidak berubah Kuning keputihan, Tidak berubah
Fibriana                V   V ada Kuning muda,

Kuning lebih tua

Kuning muda, Tidak berubah
Franciscus               V    V  tidak Kuning keputihan, Tidak berubah Kuning keputihan, Tidak berubah
Laurencia         V               V ada Kuning muda, Coklat kemerahan Kuning muda, Tidak berubah

Analisa Data

  1. Apa warna urine sebelum di beri perlakuan? Apa arti warna tersebut?

Urine berwarna kuning sebelum di beri perlakuan.

Warna urin yang normal warnanya kuning, berasal dari bilirubin. Pucat atau kuatnya warna kuning pada urin normal tergantung pada konsumsi air. perubahan warna dari yang normal itu bisa terjadi karena pengaruh makanan, obat, atau kondisi kesehatan. Warna kuning terang hingga oranye bisa terjadi jika kita mengonsumsi vitamin B2 (riboflavin) dan/atau carotene, sesuai dengan warnanya.

  1. Berapa pH dari urine yang kalian amati? Apakah arti angka tersebut?

pH dari urine yang kami amati adalah 6, pH urine normal (berkisar antara 5-8).

  1. Apa warna urine pada tabung reaksi setelah di tambahkan larutan biuret? Warna tersebut mengindikasikan apa?

Warna urine pada tabung reaksi adalah kuning pekat, mengindikasikan bahwa urine normal

  1. Apa warna urine pada tabung reaksi setelah di tambahkan larutan benedict dan kemudian di panaskan?Warna tersebut mengindikasikan apa?

Warna urine pada tabung reaksi setelah ditambahkan  larutan benedict dan kemudian dipanaskan adalah kuning keputihan. Warna tersebut mengindikasikan bahwa urine normal.

  1. a) Jika dalam urine terbukti ada protein maka bagian ginjal mana yang tidak berfungsi?

Jika terdapat kandungan protein dalam urine ,berarti ginjal mengalami kelainan atau gangguan akibat terdapat kebocoran pada ginjal bagian glomerulus yang berfungsi sebagai penyerapan senyawa yang dibutuhkan oleh tubuh, termasuk protein.

  1. b) Jika dalam urine terbukti ada glukosa maka bagian ginjal mana yang tidak berfungsi?

Bagian tubulus tidak berfungsi. Pada ginjal normal, glukosa dan asam amino meresap melalui peristiwa difusi pada daerah tubulus

Kesimpulan

Dari percobaan diatas dapat disimpulkan bahwa:

  • ·     Warna kuning dalam urine berasal dari bilirubin. Pucat atau kuatnya warna kuning pada urin normal tergantung pada konsumsi air. perubahan warna dari yang normal itu bisa terjadi karena pengaruh makanan, obat, atau kondisi kesehatan
  •       pH urine normal berkisar antara 5-8.
  •       Urine dikatakan normal jika warna urine pada tabung reaksi setelah ditambahkan  larutan benedict kemudian dipanaskan adalah kuning keputihan.
  •        Jika terdapat kandungan protein dalam urine, maka ginjal mengalami kelainan atau gangguan akibat terdapat kebocoran pada ginjal bagian glomerulus yang berfungsi sebagai penyerapan senyawa yang dibutuhkan oleh tubuh, termasuk protein.
  •      Jika pada urine terdapat glukosa, maka ginjal bagian tubulus tidak berfungsi. Pada ginjal normal, glukosa dan asam amino meresap melalui peristiwa difusi pada daerah tubulus.

Lampiran:

Tinggalkan komentar